Ke esokkan harinya, setelah Eliza pulang dari kampus, ia bergegas masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu kemudian duduk di depan cermin, menatap cermin seraya tersenyum manis, senang sepertinya. ”Kenapa ya ? Ada yang tahu kenapa enggak ? xixixi…” ^__^ Eliza lagi kebelet, kebelet melihat fhoto seseorang maksutnya, sudah tahu kan fhotonya siapa ? xixixi ^__^ ”Hush, diam2 yah… !! xixixi” Beberapa detik kemudian hapenya Eliza tiba-tiba mati, seperti apa yang sempat terjadi kemarin. ”Kenapa ya setiap aku melihat fhotonya kak Afdhal yang ada di hapeku, pasti saja hapeku selalu tiba-tiba mati?.”
Kata Eliza. ”Pemirsa ada yang tahu enggak kenapa ? xixixi..” ^_^ ** Setelah Eliza berhasil menghidupkan kembali hapenya, ia melihat lagi fhotonya Afdhal dan senyum-senyum sendiri tampak jelas dari wajahnya. Eliza tiba-tiba mengingat kata mutiara yang sering orang-orang katakan dan hal itu juga pernah ia dengar. Kata mutiaranya berbunyi seperti ini, ”Apabila ada kemiripan antara si perempuan dan si laki-laki biasanya mereka jodoh.” Eliza mencoba tersenyum, ia mencoba mengecek senyumnya dan di bandingkan dengan senyumnya Afdhal yg terlihat dari foto yang sekarang Eliza lihat. ”Sama atau enggak ya?” Gumam Eliza dalam hati Ia kaget tiba-tiba. ”Wah kayaknya ada kemiripan antara aku dan kak Afdhal, ternyata kalau aku senyum, manis juga, enggak jauh beda dengan senyumnya kak Afdhal, jangan-jangan benar nih kak Afdhal jualah nanti yang menjadi jodohku, xixixi.” ** Setelah 1 minggu lebih, kehadiran Afdhal yang di nanti kini telah hadir. Eliza sedang mengerjakan tugas kuliahnya di kamar pada saat itu, tiba-tiba saja ia heran setelah mendengar suara orang yang sepertinya lagi ramai berbicara di ruang tengah, Eliza memilih beranjak dari tempat tidurnya kemudian membuka pintu kamarnya.
Dan setelah Eliza menuju keruang tengah, apa yang terjadi saudara-saudara, hatinya Eliza seperti berbunga-bunga, xixixi, itu sih kalau bahasa lebaynya… Yang jelas hati Eliza benar-benar senang. ”Hei Eliza, kamu sekarang kuliah dimana ?” Tanya Afdhal seraya tersenyum. Eliza sedikit kaget ia tidak menyangka kalau Afdhal yang duluan menegurnya. ”Kuliah di kota sini aja kak.” Jawab Eliza seraya terlihat senyum manis di bibirnya. ”Baguslah, yang penting kamu kuliah.” ** Saat malam tiba, ingin rasanya Eliza keluar duduk di teras berharap Afdhal juga sekarang lagi berada di teras rumah kontrakannya, selain rumah mereka bersebelahan jaraknya juga sangat dekat. Tidak seperti biasanya Eliza ingin duduk di teras rumahnya, biasanya ia memilih untuk menonton televisi, atau istirahat di kamar atau membantu ibu yang sedang berjualan di warung.
---> To Be Continued
No comments:
Post a Comment