14 December 2011

Cerpen : Hati Bergetar Saat Sinarnya Cinta Menghampiri - Bhg 7

Bahagian 7 :

Saat di kampus. ”Dzaki, pacarnya Afdhal sekarang siapa?” Tanya seorang gadis, teman pacarnya Dzaki. ”Lagi sendiri kayaknya, emangnya kenapa? mau daftar ya?” Gadis itu tersenyum. ”Yee, enggak lah aku cuma nanya doank kok.” ”Sudahlah ngaku saja.” ”Um, tau ah.” ”Jangan jual mahal, entar enggak laku-laku loh, xixixi.” ”Salam aja deh sama Afdhal.” ”Sip, entar ku sampaikan.” ** Di rumah Eliza. ”Bunda, kak Eliza mana ?” Tanya Irwan sambil mengunyah roti di mulutnya. ”Kuliah sayang, kenapa ?” ”Enggak apa-apa kok bunda.”

Saat Eliza pulang kampus, ia segera ke kamar dan setelah itu ia menuju ke teras belakang rumahnya. Eliza kelihatannya sedang kebingungan, Eliza menghampiri bundanya yang sedang memasak di dapur. ”Bunda, lihat handuk mandi Eliza enggak ?” ”Tadi pagi kamu taruh dimana?” ”Di jemuran teras belakang, tapi kok enggak ada ya ?” ”Bunda enggak lihat, coba kamu tanya sama Mini!” ** Eliza menuju ke kamar Mini dan mengetuk pintu kamar Mini.” ”Mini, lihat handuk kakak enggak ?” Mini membuka pintu kamarnya. ”Handuk mandi kakak ya ?” ”Iya, kamu lihat enggak ?” ”Tadi di bawa sama Irwan.” ”Hah, serius kamu ?” ”Iya, handuk kakak warna biru kan ?” ”Iya, mana Irwan ?” ”Ada di ruang tengah kayaknya.” ** Eliza buru-buru menuju ke ruang tengah, dan ia kaget setelah melihat Irwan asyik mengelap-elap air kencingnya menggunakan handuk Eliza. ”Irwan, itukan handuknya kakak.” Irwan tertawa dan memasang wajah seperti orang yang tidak bersalah. ”Pinjam sebental ya kakak.” ”Itu air apa ?” ”Ail pipisya Ilwan.” Kata Irwan dengan polosnya. ”Loh, kamu kok.” Eliza heran dan sepertinya ia geregettan melihat tingkah Irwan yang nakal. Irwan segera berlari sekencang-kencangnya menuju kedapur dimana bundanya berada, Eliza enggak mau kalah iapun berlari mengejar Irwan. ** ”Bunda, kak Eliza mau cubit Ilwan.” Irwan mengadu kepada bunda. ”Bunda, masa Irwan pakai handuknya Eliza buat ngelap air kencingnya.” Ucap Eliza kesal. ”Benar itu Irwan ?” ”Kan Ilwan cuma pinjam.” ”Kan bisa pakai lap yang lain, enggak harus pakai handuknya kakak dong.” Eliza mendengus kesal. Irwan cemberut. ”Ilwan mau balas dendam cama kakak.” Ucap Irwan dengan polosnya. ”Dendam apa ?” ”Kemarin kakak cubit pipinya Ilwan kan ? cakit loh kakak.” Eliza yang tadinya marah tiba-tiba ketawa setelah mendengar omongannya Irwan. ”Tapi kenapa harus handuknya kakak sih dek ? katanya kemarin mau gigit bantalnya kakak.” ”Iya, gimana mau gigit bantalnya kakak, tadi Ilwan mau macuk ke kamalnya kakak tapi kamalnya kakak tekunci.” Ucap Irwan dengan polosnya, Irwan yang lagi kesal juga pada saat itu ia mengingat kisah kemarin saat Eliza mencubit pipinya yang mirip bakpau. "Xixixi, maaf deh dedeku sayang, lain kali jangan begitu lagi yah." Kata Eliza dgn tawanya seraya mengelu-elus pipinya Irwan, adeknya. "Sayang dulu donk." Ucap Eliza lagi seraya menyodorkan pipinya ke Irwan. "Enggak mau." "Dikit aja." "Enggak." "Beneran nih ? besok kakak mau beli es krim ah, mau makan sendiri aja." "Ilwan juga kakak." "magkanya, sayang dulu donk." Irwan memeluk Eliza. "Kiss kakak donk !" "Emmuach." Bunda hanya tersenyum bahagia melihat kedua anaknya akur dan saling menyayangi.

---->> To Be Continued

No comments: