18 December 2011

Cerpen : Hati Bergetar Saat Sinarnya Cinta Menghampiri - Bhg 9

Bahagian 9:

Eliza, memang bukan seorang gadis yang angkuh. Bicara tentang tipe lelaki idaman Eliza, bukan sesuatu yang bikin kepala mumet, karena Eliza hanya mengharapkan yang terbaik , bukan dari pandangannya tapi pandangan Allah. Eliza bukannya seorang gadis yang tidak pernah pacaran sebelumnya, pernah, tetapi Eliza selalu saja merasa jenuh dengan pacar-pacarnya, ia juga selalu risih apabilah bersentuhan dengan pacarnya, ia merasa selalu di awasi dan selalu saja ia merasa gelisah apalagi berdua-duaan dengan lelaki yang bukan mahramnya, tetapi kesucian Eliza selalu ia jaga, ia tidak ingin melakukan sebelum ia menikah.

Belajar dari kesalahan, selalu benar sekarang bukan berarti tidak pernah salah sebelumnya, kini ia menyadari siapa sebenarnya yang selalu mengawasi setiap gerak-geriknya kalau bukan Allah SWT, keinginannya berjilbab memang sudah lama, hanya saja dulu ia selalu merasa kurang percaya diri dan enggak berani untuk menghadapi perubahan. Sesuatu yang biasa jadi masalah kaum hawa jaman sekarang, Eliza pernah mengalami dilema itu, selalu merasa bersalah apabila melihat keluarga atau teman-temannya yang lain mengenakan jilbab. "Ya Allah cantiknya." Kata itu yang Eliza selalu ucapkan dalam hati, ataupun tanpa ia sadari kata itu kadang terucap dari bibirnya. Pernah ia ngobrol dengan seorang wanita berjilbab, wanita itu adalah temannya. "Enggak panas ya pakai jilbab ?" "Awalnya sih iya, tapi kalau kita sudah terbiasa, insyaAllah tidak lagi." Jawab temannya. "Apa enaknya sih berjilbab ?" "Kita lebih dihargai dan aurat kita terjaga, kamu kenapa enggak pakai jilbab ?" Kata temannya lagi. "Um, belum ketemu dengan jilbab yang cocok." "Kamu sudah mencoba ?" "Sudah pernah tapi aku enggak mengerti cara pakainya." "Kenapa enggak coba terus sampai bisa ?" "Um, entarlah tunggu hatiku benar-benar mantap mengenakan jilbab." "Kenapa ? "Aku juga takut sih dengan komentar orang entar, yang heran melihat aku tiba-tiba berjilbab."

Temannya Eliza tersenyum manis. "Sampai kapan kamu mau terus-terussan sembunyi di balik rasa takutmu itu ? Lagian semua orang memang selalu berkomentarkan ? Baik itu hal yang buruk ataupun yang baik." "Iya juga sih, tapi aku takut dan enggak suka banget dengar omongan orang seperti itu." "Eliza, semua manusia berhak untuk memiliki keinginannya, beranilah melangkah, omongan orang yang pedas cukup kita jadikan cambukan buat diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, kita harus bisa buktikan ke mereka, kita bisa, kita mampu menerima perubahan yang lebih baik dan tentunya dijalan yang benar." Eliza merasa lidahnya kaku untuk berbicara, hatinya sangat tersentuh setelah mendengar pernyataan temannya, Eliza yang pada saat itu hanya mampu melihat wajah dan senyum manis dari bibir temannya.

Eliza pernah tegaskan dalam dirinya, sewaktu ia memulai mengenakan jilbab 2 tahun yang lalu. "Aku harus bisa, aku harus yakin, Allah selalu mengawasi aku, aku seharusnya takut sama penilaian Allah terhadap diriku, bukan dengan komentar manusia yang kadang menyesatkan aku." Semenjak Eliza mengenakan jilbab, ia tidak pernah mau lagi pacaran sebelum nikah, yang ia inginkan adalah pacaran setelah menikah. ** "Ya Allah, apakah kak Afdhal jodohku nanti ? Ya Allah aku pasrah kan kepada-Mu soal jodohku, hanya engkau yang tahu apa yang terbaik untukku, iringi setiap langkahku ya Robb, jangan biarkan aku melangkah tanpa petunjukMu. Aamiin Pinta Eliza doanya. Tipe pria idaman Eliza bukanlah sesuatu yang ribet, ia tidak seperti dulu, sebelum ia mengenakan jilbab, ia termasuk pemilih orangnya, yang bisa jadi pacarnya harus lulus tes dulu.. xixixi.. kayak apa aja... :) Tetapi sekarang bicara tentang tipe lelaki idaman Eliza, bukan sesuatu yang bikin kepala mumet, karena Eliza hanya mengharapkan yang terbaik , bukan dari pandangannya tapi dari pandangan Allah, karena ia yakin jodoh tidak lari kemana.

---> To Be Continued

No comments: