05 January 2012

Cerpen : Hati Bergetar Saat Sinarnya Cinta Menghampiri - Bhg 18

Bahagian 18:

Satu Minggu kemudian, orang tuanya Afdhal ingin berangkat ke kota tempat tinggal Ilyas untuk sementara waktu, sekalian meminta Ilyas untuk hadir di hari pernikahannya Afdhal yang akan di adakan tgl 2 bulan depan nanti, Nana keponakannya Afdhal juga ikut berangkat bersama orang tuanya Afdhal. Afdhal kini tinggal sendiri di rumah kontrakannya, malam itu dia pulang jam 8 malam, Afdhal sangat lelah dan lapar, ia ingin makan tetapi tidak ada menu yang tersedia di meja makan, mamanya Afdhal yang biasanya selalu memasak makanan di rumah, Afdhal tidak perlu susah-susah jajan di luar lagi. Tapi kali ini keadaan memaksa untuk ia jajan diluar.

Saat ia pulang dari warung makan, ia kemudian memasuki kamarnya dan berniat untuk tidur, setelah ia membuka pintu kamarnya, ia tercengang seketika setelah melihat baju kerja yang ingin dia pakai besok belum disetrika, mamanya juga yang biasa menyetrikakan pakaian kerja Afdhal selama ini. Afdhal merasa sangat mengantuk, tidak sanggup rasanya untuk menyetrika pakaian kerjanya terlebih dahulu. Afdhal berniat untuk pergi beli minuman kaleng di toko depan, ia sengaja berharap rasa kantuknya bisa tertahan, tanpa disengaja Afdhal bertemu dengan Eliza dan Irwan yang pada saat itu sedang membeli es krim di toko tersebut. ”Kak dal.” Sapa Irwan. ”Hei, si jagoan, beli apa dek ?” ”beli es klim.” Eliza sama sekali tidak tersenyum, Afdhal yang duluan melemparkan senyuman ke Eliza namun Eliza pun membalasnya hanya dengan senyuman tipis yang seketika saja. Afdhal sempat heran kenapa Eliza terlihat cuek, biasanya Eliza tidak seperti itu.

Ke esokkan harinya Afdhal pergi kerja dengan pakaian yang kumal, tidak disetrika sepertinya, padahal memang tidak disetrika… xixixi ^__^ ** Mini yang pada saat itu sedang menunggu angkot untuk berangkat kesekolah. ”Mini, sini kakak yang hantar ke sekolah.” Kata Afdhal. ”Um, nggak apa-apa ya kak ? Ntar kakak telat ke kantornya” ”Nggak kok masih sempat.” Mini pun dengan senang hati menerima ajakkan Afdhal. ** Saat di perjanan. ”Eliza sudah berangkat ke kantornya ya ?” ”Belum kak, kak Eliza minta izin sama bosnya sebentar tadi, paling jam 10 ntar kak Eliza berangkat kerjanya.” ”Loh emangnya kenapa ?” ”Kak Eliza jagain Irwan, bunda pergi ke pasar tadi.” ”Loh kan ada nenek.” ”Nenek kan lagi sakit kak.” ”Oh, kapan nenek sakit ?” ”Kemarin.” ”Oh iya deh, entar sore InsyaAllah kakak kerumah jenguk nenek.:” ** Mini heran setelah menyadari bajunya Afdhal terlihat kumal. ”Kak, bajunya kok kumal ?” ”Iya dek semalam kakak kecapean, terus ketiduran enggak sempat menyetrika lagi.” ”Oh pantesan, ntar biar aku saja kak yang bantuin nyetrika bajunya kakak.” Kata Mini seraya tersenyum. ”Yang benar dek ?” ”Iya kak beneran, tapi Mini nyetrikanya dirumah Mini aja ya kak ? kakak ntar anterin aja bajunya kakak kerumah, ok ?” ”Ok deh kalau gitu, nggak nyusahin kamu dek ?” ”Enggak lah kak.”

Sore hari. Tok…tok.. terdengar ada yang mengetok pintu rumah dari luar. ”Assalamu’alaikum.” Eliza yang pada saat itu baru saja pulang kerja, kaget melihat Afdhal sedang berada di teras rumahnya dengan membawa baju kemeja dua lembar beserta dua gantungan baju. ”Wa’alaikumsalam.” Eliza menjawab salamnya Afdhal. ”Eh dek, baru pulang kerja ya ?” ”Iya kak, ada apa kak ?” ”Ini kakak mau minta tolong sama Mini untuk nyetrikain baju kerjanya kakak sekalian mau jenguk nenek.” Tiba-tiba Mini membuka pintu rumahnya, ”Eh kak Afdhal, mari silahkan masuk kak.” ”Iya.” ”Maaf kak tadi emang sengaja ditutup pintunya, karena takut Irwan main diluar rumah.” ”Oh iya enggak apa-apa.” ”Irwan mana ?” ”Lagi tidur kak, oh iya ini ya kak bajunya yang mau disetrika ?” ”Iya dek tolong ya ?” ”Siip lah kak.”

Pada malam hari seperti biasa Mini dan Eliza menyetrika pakaian yang ingin mereka pakai beraktifitas untuk esok hari, Eliza menyetrika pakaian kerjanya sedangkan Mini menyetrika pakaian sekolahnya, tapi malam ini Mini juga menyetrika bajunya Afdhal. Eliza dulu yang menyetrika baju kerjanya, kemudian Mini, setelah Mini menyetrika pakaian sekolahnya ia kemudian menyetrika baju kemejanya Afdhal. 5 Menit kemudian. Dari tadi Mini kesusahan menyetrika bajunya Afdhal. ”Ih kok nggak mau rapi-rapi.” Mini mengeluh. ”Kenapa Mini ?” Tanya bunda yang sedang menonton televisi. ”Ini bunda, susah banget nyetrika bajunya kak Afdhal, nggak mau rapi-rapi dari tadi, bingung Mini, apa bajunya terlalu gede ya ?” Bunda tersenyum. ”Eliza kamu bantuin adiknya kamu tuh !” Eliza menghampiri Mini. ”Coba kakak lihat.” ”Nih kak, masih kumal kan ? Mini nggak tahu ah pusing gimana mau ngerapiinnya” Eliza dengan ikhlas meneruskan hal yang sebenarnya Mini lakukan, karena Mini yang janji ingin menyetrika kan bajunya Afdhal. 6 menit kemudian, Alhamdulillah Eliza telah selesai menyetrika 2 baju kemejanya Afdhal. Mini heran. ”Wah akhirnya rapi juga, makasih ya kak ?” ”Iya sama-sama.” Jawab Eliza.

--- > To Be Continued

No comments: